Pages

Sabtu, 02 Januari 2016

Rahasia BESI


Siapa yang tidak kenal dengan besi? Mendengar namanya saja mungkin orang sudah banyak tahu tentang benda yang satu ini, karena kegunaan dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari sudah begitu banyak. Yang menariknya, besi merupakan satu-satunya unsur logam yang dijadikan oleh Allah sebagai sebuah surat dalam Al Quran, yaitu Surat Al Hadid yang artinya “besi”. 


Dan kata Al-Hadid itu sendiri diambil dari ayat 25 surat tersebut. 
“….. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya, padahal Allah tidak dilihatnya”. (Al Hadid:25)
Dalam ayat itu, Alquran secara jelas mengungkapkan tentang penciptaan besi, kekuatan besi dan manfaat besi bagi manusia. Dengan besi itu, umat Islam juga bisa menolong agama Allah.
  Penciptaan Besi   i
Besi merupakan unsur logam yang paling melimpah di bumi (sekitar 36%). Faktanya, dari penelitian astronomi modern maka telah diketemukan mengenai suatu hal yang luar biasa. Bahwa besi yang ada di perut bumi berasal dari bintang-bintang di luar angkasa. 
Dari sisi kapasitasnya, besi memiliki bentuk (struktur) yang unik. Agar elektron-elektron dan nitron-nitron dapat menyatu dalam unsur besi maka ia butuh energi yang luar biasa mencapai 4 kali lebih besar dari total energi yang ada di planet matahari kita.” Ini berarti, tidak mungkin besi itu telah terbentuk saat berada di bumi. Pasti ada unsur asing yang turun ke bumi dimana ia belum terbentuk di sana. 

Dapat dikatakan bahwa besi terbentuk dari bintang yang lebih besar dari matahari, sehingga ketika suhunya naik dan meledak, maka pecahannya akan berhamburan ke seluruh alam semesta, kemudian tertarik oleh gravitasi bumi, dan tertanam selama jutaan tahun lamanya di bumi.
Jelas bahwa Allah telah menciptakan besi dan kemudian menurunkannya ke bumi untuk dapat diolah serta dimanfaatkan oleh manusia dalam kehidupan.
Besi dinyatakan secara jelas dalam Al Qur'an. Dalam Surat Al Hadiid, yang berarti "besi", kita diberitahu sebagai berikut:
"…Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia ...." (Al Qur'an, 57:25)
Kata "anzalnaa" yang berarti "kami turunkan" khusus digunakan untuk besi dalam ayat ini, dapat diartikan secara kiasan untuk menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia. Tapi ketika kita mempertimbangkan makna harfiah kata ini, yakni "secara bendawi diturunkan dari langit", kita akan menyadari bahwa ayat ini memiliki keajaiban ilmiah yang sangat penting.

Ini dikarenakan penemuan astronomi modern telah mengungkap bahwa logam besi yang ditemukan di bumi kita berasal dari bintang-bintang raksasa di angkasa luar. Logam berat di alam semesta dibuat dan dihasilkan dalam inti bintang-bintang raksasa. Akan tetapi sistem tata surya kita tidak memiliki struktur yang cocok untuk menghasilkan besi secara mandiri. Besi hanya dapat dibuat dan dihasilkan dalam bintang-bintang yang jauh lebih besar dari matahari, yang suhunya mencapai beberapa ratus juta derajat. Ketika jumlah besi telah melampaui batas tertentu dalam sebuah bintang, bintang tersebut tidak mampu lagi menanggungnya, dan akhirnya meledak melalui peristiwa yang disebut "nova" atau "supernova". Akibat dari ledakan ini, meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan di seluruh penjuru alam semesta dan mereka bergerak melalui ruang hampa hingga mengalami tarikan oleh gaya gravitasi benda angkasa.

Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi melainkan kiriman dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa melalui meteor-meteor dan "diturunkan ke bumi", persis seperti dinyatakan dalam ayat tersebut: Jelaslah bahwa fakta ini tidak dapat diketahui secara ilmiah pada abad ke-7 ketika Al Qur'an diturunkan
Besi yang terkandung dalam perut bumi pun, sudah sejak lama menjadi material pokok yang digunakan oleh manusia dalam berbagai bidang kehidupan, seperti pada masa peperangan dulu, besi menjadi bahan baku paling penting dalam membuat peralatan tempur seperti pedang, perisai dan baju besi. Salah satu sumber mineral yang memiliki arti penting dalam sejarah teknologi Islam pun adalah besi dan baja. Di era kejayaan Islam, perkembangan teknik pengolahan besi dan baja sudah sangat berkembang pesat.
Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa. Teknik pengolahan besi juga telah diinformasikan oleh Allah dalam Al Quran berpuluh-puluh abad lamanya. Dalam surat Al-Khafi ayat 96.
“Berilah aku potongan-potongan besi.” Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain, “Tiuplah (api itu).” Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata, “Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu”. (Al Kahfi: 96)

Dari ayat di atas, diketahui bahwa Allah telah memberi informasi tentang proses pengolahan besi yang sangat penting melalui kisah Dzulkarnain. Tentu saja hal ini sejalan dengan proses pengolahan besi yang sudah dilakukan oleh manusia dari zaman dulu hingga zaman sekarang di mana pengolahan besi saat ini sudah begitu canggih, seperti proses peleburan bijih besi, pembakaran, proses tuang, cor, tempa, dan lainnya. Bila ayat di atas dikaji lebih lanjut, maka akan diperoleh suatu proses pengolahan besi yang lebih maju dan berkembang di zaman sekarang ini, yaitu melalui proses blast furnace (tungku tanur tinggi). Proses ini diawali dengan dimasukkannya bijih besi, bersama dengan batu kapur dan kokas ke dalam tungku tanur. Di dalam tungku tanur dialirkan udara panas yang akan membakar kokas, yang kemudian akan bereaksi dengan bijih besi. Kokas yang bereaksi dengan bijih besi, akan menjadikan temperatur semakin meningkat hingga mencapai temperatur leleh besi, pada 1650oC. Pada temperatur ini besi akan terbakar, sehingga terlepas dari oksidanya, yang menyebabkan warnanya akan berubah menjadi merah (akibat proses pembakaran) hingga akhirnya menjadi besi cair. Hal ini tentunya sejalan dengan informasi pengolahan besi pada Al Kahfi:96

“….berkatalah Dzulkarnain, “Tiuplah (api itu).” Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api,….”
Kemudian dari besi cair tersebut, maka akan diproses lebih lanjut untuk memurnikan senyawa-senyawa yang ada dalam besi, biasanya dilakukan dengan metode BOF (Basic Oxygen Furnace), yaitu dengan menambahkan oksigen dalam memurnikan besi cair dari pengotor-pengotornya ataupun mengurangi kadar karbon dalam besi cair tersebut. Besi cair yang telah dimurnikan menghasilkan baja. Selanjutnya baja tersebut akan diproses menjadi produk jadi yang disesuaikan dengan fungsi dan kepentingan, dengan bermacam-macam proses, seperticasting(cor), rolling, forging(tempa), extrusion, piercing, drawing, machining, heat treatment, kemudian berlanjut kepada proses penggabungan, seperti welding(pengelasan), polishing, anodizing, painting, hingga akhirnya menjadi sebuah produk akhir.


 Fakta lain yang diinformasikan dalam Al Quran adalah mengenai proses pembentukan suatu produk/barang jadi yang sesuai dengan fungsi dan kepentingan.Hal itu terungkap dalam surat Al- Anbiyaa’ ayat 80.
“Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu. Maka, hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah)”.
Dalam ayat tersebut, dijelaskan bahwa nabi Daud telah dapat membuat suatu produk dari bahan dasar besi, yaitu baju besi, yang digunakannya dalam peperangan.
Selain itu, dalam lanjutan kalimat dalam surat Al Hadid: 25,
“….dia pun berkata, “Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu”.
Dalam hal ini, diajarkan kepada kita akan suatu ilmu mengenai ilmu paduan logam untuk mendapatkan kekuatan serta kegunaan yang juga berbeda, bagi kepentingan hidup manusia. Dalam Al Hadid ayat 25 tersebut berisi tentang adanya tambahan tembaga pada besi. Tentu saja dalam ilmu pengetahuan modern saat ini, pada pembuatan suatu produk logam, besi juga sering dipadukan dengan unsur-unsur lain, demi mendapatkan sifat yang diinginkan. Sehingga saat ini lebih dikenal dengan logam paduan.
Kekuatan besi dan manfaatnya.
 fiihi ba’sun syadiid (“padanya ada kekuatan yang hebat”), (Al Hadid:25).
Kekuatan besi dapat kita lihat dari posisinya yang terletak di pusat bumi, sehingga menimbulkan kekuatan yang hebat berupa medan magnet dan gaya gravitasi. Selain itu, dalam pengolahan besi, akan diperoleh berbagai macam produk berbahan dasar besi yang memiliki kekuatan yang beraneka ragam dan untuk berbagai keperluan hidup. Adapun dalam pemanfaatannya, manfaat besi dalam kehidupan masyarakat sudah sama-sama kita ketahui.
 Besi merupakan logam yang paling penting sepanjang sejarah umat manusia sejak peradaban Mesopotamia purba sampai sekarang. Tidak ada logam lain yang jumlah pemakaiannya melebihi besi. Berdasarkan kekuatan, bentuk, dan struktur yang dihasilkan dari pengolahan besi, maka saat ini besi dapat diakatakan sebagai tulang punggung peradaban modern, seperti gedung pencakar langit, jembatan, peralatan kendaraan, senjata, alat pertanian, pipa saluran, dan segala jenis mesin. Yang tentu saja memiliki kekuatan yang berbeda-beda, disesuaikan dengan penggunaannya. Bisa dibayangkan bagaimana kuatnya besi pada kerangka jembatan, dimana setiap saat menerima beban secara kontinu, selalu dibebani oleh mobil yang melewati jembatan tersebut setiap saat, tapi jembatan tetap kokoh, dan idak hancur. Atau kuatnya besi pada sebagai chasis kendaraan militer, seperti pada panser, tank, dalam menahan segala macam peluru, maupun rudal. Sehingga tidaklah mengherankan jika produksi besi di seluruh dunia mencapai lebih dari satu miliar ton setiap tahun.
 Semua fakta yang dijelaskan ini merupakan salah satu bukti bahwa ayat-ayat kauniyah (hukum-hukum Allah di jagat raya) bersesuaian dengan ayat-ayat qauliyah (firman Allah). Baik ayat kauniyah maupun qauliyah, kedua-duanya merupakan aturan dari Sang Pencipta Alam Semesta. Sungguh Maha Benar firman Allah:
“Akan Kami perlihatkan kepada manusia ayat-ayat Kami di seluruh ufuk jagat raya serta dalam diri mereka sendiri, sehingga jelas bagi mereka bahwa Qur’an itu benar (haqq).” (QS. Fushshilat: 53)
Referensi :

0 komentar:

Posting Komentar